Romantic

Romantic
Cinta dan Harapan

Senin, 30 April 2012

Kata hati 3

PATAMORGANA Sulit untuk ku akui semua isi dalam benak… Jika terucappun ini kan menjadi jurang pemisah ikatan yang telah kuat terikat. Apakah cukup hanya tuhan yang tau dan biar tenggelam dalam kelam, keberadaanku kini berada dalam dua sisi dimensi yang tak jelas dari mana harus menatap… Sosoknya memberikan ketentraman dalam jiwa, senyumnya memberikan kekuatan, kehadirannya memberikan kehidupan… Namun kehadiranku, perhatianku, dan kepedulianku apakah berarti bagi dirinya… entah apa yang mesti aku goreskan dalam secuir kertas sebagai bukti bahwa aku bagitu peduli akan kehadirannya bak belahan jiwa yang tak mungkin terlepas dengan mudahnya… Memang semua ini nyata dalam asa, tapi bayangan yang nampak dalam mata, tak jauh berbeda dengan PATAMORGANA ………. Tuhan telah menggariskan kisah yang mungkin orang lain tak sanggup menghadapinya… tapi mengepa harus AKU & DIA Dia adikku…………. Tak mungkin aku pungkiri dan aku rubah kenyataan yang telah terukir selama bertahun-tahun, rasa takut dan tak ingin melepasnya terkadang muncul dengan kehadiran bisikan hati kecil yang datang dengan sendirinya dan tak bisa dibohongi… Ooo… katakan saja mimpi atau sekedar berhayal… Percayalah aku tak akan merusak tali ikatan keluarga yang telah kita bina bersama, saling percaya dan saling mengisi satu sama lainnya,, memang terkadang terucap kata yang membasahi bibir tanpa sadar “Takut kehilangan walau sekejap” memang benar apa yang telah tertulis dalam sebuah caver buku yang berjudul “Hanya Engkau Yang Ku Sayang Tiada Yang Lain”………… Tiada (hubb) tanpa bahaya, Tiada (hubb) tanpa disertai kekacau jiwa, ketakutan, dan kecemasan…… Tapi semua itu hanya ada lukisan kehidupan… Hingga sempat kami mengeluh dan meratap kepada yang telah menakdirkan jalan hidup manusia dalam mengarungi jembatan drama nyata yang penuh dengan teka-teki serta mengusik imajinasi,,, Ya Tuhan temani aku menangis…. Engaku yang mengerti segala sesuatu yang tersembunyi dalam kesunyian…… Engkau yang memahami segala sesuatu yang terbersit saat hati yang sedang sendirian dalam kegelisahan… Ku Katakan PATAMORGANA… Kelabui mata, bangkitkan gelora, tampak seperti nyata, namun kenyataannya hanya bayangan semata.. Indahnya Aurora kalahkan cantiknya pelangi… Hadirnya nyata namun Isinya hanya sekedar peenghias dimensi… Ku Katakan Aku RHAMA… Berharap pelangi hiasi hari bersamanya, hadirkan kenyamanan di dekatnya, berikan kehidupan dalam dunianya.. namun kenyataannya hanya asa semata… Karena aku telah memiliki ikatan yang sakral yang tak mungkin terlepas dengan begitu saja, apalagi ikatan ini telah memberikan percikan bintang kecil pelipur lara. Hingga air mata basahi pipi tanpa disadari kala sendiri ratapi kisah yang sedang dihadapi meski aku seorang laki-laki yang pantang tuk meneteskan air mata tapi mengapa……?? Aku hanya bisa tersenyum kecil, sebab orang lain menganggap seorang RHAM adalah sosok yang penuh Imajinasi yang sanggup berikan solusi dari berbagai sisi tapi nyatanya kala dihadapankan dengan cerita dimensi PATAMORGANA aku sendiri hanya bisa tersenyum.. karena aku pun manusia yang tak berdaya di hadapan Tuhannya yang tengah menguji sejauh mana kekuatan seorang RHAM kala hadapi masalahnya sendiri. Ku Katakan dia KHANNISA… Tentramkan jiwa, sejukan dada, tampak seperti maya, namun kenyataannya adalah belahan jiwa… Karena ia selalu memberikan kesejukan kala gersang melanda sahara, tapi iapun tengah menanti pujangga / pangerannya datang membawa seucap kata dan tanda pengikat kasih yang telah dibina bersamanya. Entah… ia mengerti atau tidak,,, akan keberadaan dimensi yang sedang menghiasi dua sisi gelap… Tapi cukup bagiku ia tersenyum… seba aku tak sanggup melihat kesedihan nampak di wajahnya. Sosok KAMI akan selalu hadir hiasi dimensi langit dunia…!!! Singkat saja RhamKhan (RNK) Rham adalah aku yang telah mengisi kehidupannya sebagai sosok seorang kakak bagi adik tersanyangnya… Khannisa adalah adik manis nan cantik sebagai sosok seorang yang menjadi belahan jiwa bagi kakaknya… RhamKhan adalah Kakak beradik yang akan selalu ada sepanjang masa dan diakui dunia…

Jumat, 27 April 2012

Mengapa & Andaikan Terkadang hidup tak sesuai dengan impian dan harapan seorang insan,, Aku hanya satu dari sekian banyak insan yang memiliki harapan yang sulit tu menjadi kenyataan, hanya bisa bermimpi saja aku sudah merasa bahagia, tapi kadang hati kecil berbisik… mengapa semua ini terjadi jika hanya skedar singgah semata… Keindahan dan kebahagian sekejap mata hampir setiap waktu menerpa dan meneteskan air mata karena tak sanggup menahan sulitnya melupakan kisah yang telah terukir dalam benak. Tuhan yang telah menggoreskan tintanya sebagai jalan kehidupan yang tak mungkin bisa keluar dari alur kenyataan hidup.. hingga secercah impian menuangkan harapan akan kenyataan hidup… Rasa keluh kesah seorang insan yang tak berdaya, hina, dan penuh dosa akan takdir yang telah menjadi garis keniscayaan… Hanya sebuah kata yang terbersit dalam hati yang tak sanggup terucap “ Mengapa” dan “Andaikan”. sebuah kata yang mungkin hanya tuhan yang mampu memberikan jawabannya.. Karena Tuhan yang mengerti kata yang tersembunyi dalam segumpal darah yang selalu berubah-rubah.. Tuhan yang menbolak-balikan gerak harapan dan impian.. Tuhan tahu yang telah terjadi dan yang akan terjadi… yang terucap dan akan terucap… Secercah harapan akan sebuah impian yang salaing bertolak belakang dengan kenyataan… Historis of RhamKhan

Sabtu, 07 April 2012

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam… Karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya… Ku ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya… Karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu.. Menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu.. Karena diammu bukti kesetiaanmu padanya.. Karena mungkin saja orang yg kau cinta adalah juga orang yg telah Allah SWT pilihkan untukmu.. Ingatlah kalian tentang kisah Siti Fatimah dan Ali? Yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan… Tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah… Karena dalam diammu tersimpan kekuatan …. kekuatan dan harapan.. Hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata…… Bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba-NYA yg berharap pada-NYA..? Dan jika memang ‘’ CINTA DALAM DIAM MU ’’ itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata…. Biarkan dia tetap diam.. Jika dia memang bukan milikmu, toh Allah melalui waktu akan menghapus ’ ’CINTA DALAM DIAM MU ’’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat.. Biarkan”” CINTA DALAM DIAM MU ”” itu menjadi memori tersendiri di sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan sang Pemilik hatimu, Pemilik cintamu.. maaf jika ini ada kemiripan.. (CP)

Jumat, 06 April 2012

makalah managemn sekolah


Rhamkhan (kharisma)

BAB I
MANAJEMEN SEKOLAH
A.      Latar Belakang
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan. Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global, terutama dari Sekolah Menengah Kejuruan dimana tamatan telah memperoleh bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai tenaga professional tingkat menengah hal ini sesuai dengan tuntunan Kurikulum SMK 2004. Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinen sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar ketinggalan untuk mengatasi tantangan tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja yang menyenangkan Berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi Tunjukan keteladanan Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan pendidikan, seperti: PerencanaanPengorganisasian Penentuan staff atas dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan Berikan bimbingan dan pembinaan kearah yang menuju kepada pencapaian tujuan Adalah kontrol terhadap semua kegiatan penyimpangan sekecil apapun dapat ditemukan sehingga cepat teratasi Adakan penilaian terhadap semua program untuk mengukurkeberhasilan serta menemukan cara untuk mengatasi kegagalan.
B.       Rumusan Masalah
  1. Bagai manajemen pendidikan sekolah ?
  2. Apa makna dari manajemen pendidikan sekolah. ?
  3. Apa sajakah ruang limgkup manajemen sekolah ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Manajemen Sekolah
Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan. Dalam studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama. Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli.
Dari Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa : “Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”. Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”.
Sementara itu, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa “administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”. Meski ditemukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa : 1. Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; 2. Manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan 3. Manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
B.       Fungsi Manajemen
Dikemukakan di atas bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli, sebagai berikut:
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :
1.      Planning (perencanaan);
2.      Organizing (pengorganisasian);
3.      Actuating (pelaksanaan); dan
4.      Controlling (pengawasan).
Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen, meliputi :
1.      Planning (perencanaan);
2.       Organizing (pengorganisasian);
3.      Commanding (pengaturan);
4.      Coordinating (pengkoordinasian); dan
5.      Controlling (pengawasan).
Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup :
1.      Planning (perencanaan);
2.      Organizing (pengorganisasian);
3.      Staffing (penentuan staf);
4.      Directing (pengarahan); dan
5.      Controlling (pengawasan).
L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu :
1.      Planning (perencanaan);
2.      Organizing (pengorganisasian);
3.      Staffing (penentuan staf);
4.      Directing (pengarahan);
5.      Coordinating (pengkoordinasian);
6.      Reporting (pelaporan); dan
7.      Budgeting (penganggaran).
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :
1.      Perencanaan (planning)
 Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa: planning may be defined as the proses by which manager set objective, asses the future, and develop course of action designed to accomplish these objective. Sedangkan T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “ Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.” Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
a.       Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;
b.      Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
c.       Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
d.      Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
e.       Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
f.       Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
g.      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
h.      Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
i.        Menghemat waktu, usaha dan dana.

Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu :
1)      Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut : (a) menggunakan kata-kata yang sederhana, (b) mempunyai sifat fleksibel, (c) mempunyai sifat stabilitas, (d) ada dalam perimbangan sumber daya, dan (e) meliputi semua tindakan yang diperlukan.
2)      Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya modal.
3)      Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan tegas.
Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu :
a.       Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;
b.      Merumuskan keadaan saat ini;
c.       Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan;
d.      Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996) mengemukakan bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah serta jangkauan yang terkandung dalam suatu perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
1)      rencana global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan jangka panjang,
2)      rencana strategis merupakan rencana yang disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang, dan
3)      rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-kegiatan yang berjangka pendek guna menopang pencapaian tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun perencanaan strategis.
Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya.
Pada bagian lain, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:
1.    Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.
2.    Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan dan merupakan hasil analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang.
3.    Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi.
 Disamping itu, perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, seperti para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan. Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial konsep perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena memang pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin sustanabilitas pendidikan itu sendiri.
2.      Pengorganisasian (organizing)
 Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”. Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”. Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah :
a)         organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;
b)        pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
c)         organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
d)        organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
e)         organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
f)         organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu :
a)      pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi;
b)      pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan
c)      pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
3.      Pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1.         merasa yakin akan mampu mengerjakan,
2.         yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
3.         tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak,
4.         tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
5.         hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4.      Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”. Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.” Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
a.       Penetapan standar pelaksanaan;
b.      Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
c.       Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
d.      Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan
e.       Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya. Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan. C. Bidang Kegiatan Pendidikan Berbicara tentang kegiatan pendidikan, di bawah ini beberapa pandangan dari para ahli tentang bidang-bidang kegiatan yang menjadi wilayah garapan manajemen pendidikan.
Ngalim Purwanto (1986) mengelompokkannya ke dalam tiga bidang garapan yaitu :
1.      Administrasi material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-bidang materi/ benda-benda, seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung dan alat-alat perlengkapan sekolah dan lain-lain.
2.      Administrasi personal, mencakup di dalamnya administrasi personal guru dan pegawai sekolah, juga administrasi murid. Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan supervisi atau kepengawasan memegang peranan yang sangat penting.
3.      Administrasi kurikulum, seperti tugas mengajar guru-guru, penyusunan sylabus atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.
           Hal serupa dikemukakan pula oleh M. Rifa’i (1980) bahwa bidang-bidang administrasi pendidikan terdiri dari:
1.      Bidang kependidikan atau bidang edukatif, yang menyangkut kurikulum, metode dan cara mengajar, evaluasi dan sebagainya.
2.      Bidang personil, yang mencakup unsur-unsur manusia yang belajar, yang mengajar, dan personil lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
3.      Bidang alat dan keuangan, sebagai alat-alat pembantu untuk melancarkan siatuasi belajar mengajar dan untuk mencapai tujuan pendidikan sebaik-baiknya.
 Sementara itu, Thomas J. Sergiovani sebagimana dikutip oleh Uhar Suharsaputra (2002) mengemukakan delapan bidang administrasi pendidikan, mencakup :
1)      instruction and curriculum development;
2)      pupil personnel;
3)      community school leadership;
4)      staff personnel;
5)      school plant;
6)      school trasportation;
7)      organization and structure dan
8)      School finance and business management.
Di lain pihak, Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas (1999) telah menerbitkan buku Panduan Manajemen Sekolah, yang didalamnya mengetengahkan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan, meliputi:
1)      manajemen kurikulum;
2)      manajemen personalia;
3)      manajemen kesiswaan;
4)      manajemen keuangan;
5)      manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah.
Dari beberapa pendapat di atas, agaknya yang perlu digarisbawahi yaitu mengenai bidang administrasi pendidikan yang dikemukakan oleh Thomas J. Sergiovani. Dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, pandangan Thomas J. Sergiovani kiranya belum sepenuhnya dapat dilaksanakan, terutama dalam bidang school transportation dan business management. Dengan alasan tertentu, kebijakan umum pendidikan nasional belum dapat menjangkau ke arah sana. Kendati demikian, dalam kerangka peningkatkan mutu pendidikan, ke depannya pemikiran ini sangat menarik untuk diterapkan menjadi kebijakan pendidikan di Indonesia. Manajemen Pendidikan Sekolah Merujuk kepada kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut ini akan diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di sekolah, yang mencakup :
1.      Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap :
a.       Perencanaan;
b.      Pengorganisasian dan koordinasi;